

Setelah dihadapkan pilihan sulit selama satu bulan, Jokowi akhirnya tidak melantik Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri. Dengan alasan memperhatikan suara rakyat, Jokowi memutuskan mengusulkan nama baru calon Kapolri yakni Komjen Badrodin Haiti yang saat ini duduk sebagai Wakapolri.
“Yang pertama, mengingat bahwa pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri telah menimbulkan perbedaan pendapat di masyarakat maka untuk menciptakan ketenangan dan memperhatikan kebutuhan Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk segera dipimpin oleh Kapolri yang definitif, maka hari ini kami mengusulkan calon baru yaitu Komjen Badrodin Haiti,” kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara, Rabu (18/2/2015) pukul 14.20 WIB.
Setelah mengumumkan nama calon kapolri baru yaitu Komjen Badrodin Haiti, Jokowi akan mengajukan nama itu ke DPR RI untuk dimintakan persetujuan DPR RI. Sesuai dengan mekanisme sesuai UU Kepolisian, perlu dilakukan fit and proper test di DPR. Saat ini DPR sedang reses, jadi proses uji kelayakan akan dilakukan setelah reses DPR.
Sementara itu dalam visi misinya, Komjen Badrodin Haiti akan memprioritaskan pembenahan operasional dan profesiolitas anggota Polri. Dia melihat komplain-komplain dari masyarakat adalah diduga dari personel-personel yang tidak mumpuni dalam menjalankan tugasnya.
Penunjukan Komjen Badrodin Haiti dinilai sejumlah kalangan sebagai jalan tengah yang diambil Presiden Jokowi. Namun bagi KPK, dipilihnya Badrodin Haiti sebagai calon kapolri diharapkan dapat menjaga hubungan baik antara KPK-Polri yang selama ini sempat memanas.
Johan mengatakan, saat menjabat wakapolri, Komjen Badrodin Haiti juga menjadi bagian tak terpisahkan dalam membangun hubungan baik antara KPK-Polri, terutama dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.
Sebagai contohnya, menurut Johan, selama dia menjabat Deputi Pencegahan, sinergi pencegahan korupsi yang dilakukan atas kerja sama KPK-Polri berhasil cukup signifikan. Sinergi KPK-Polri berhasil mencegah potensi korupsi mencapai Rp20 triliun lebih.